A. Pengertian Iklim Lautan
Iklim lautan (juga dikenal sebagai
iklim pantai barat laut, iklim maritim, iklim Cascadia dan iklim Inggris untuk Cfb, dan tanah
tinggi subtropis untuk Cwb) adalah sejenis iklim yang biasanya
ditemukan di sepanjang pantai barat di area garis lintang tengah di beberapa
benua di dunia, dan juga di area tenggara Australia.
Iklim dekat lautan mengalami musim panas yang sederhana dingin dan musim dingin
yang agak hangat dibandingkan musim dingin dalam iklim lain, karena pada
umumnya iklim ini bercirikan kisaran suhu tahunan yang lebih rapat dibanding tempat lain yang
terletak sekitar garis lintang yang sama, serta tidak mengalami musim panas yang
teramat kering seperti dalam iklim
Mediterania.
Iklim yang
serupa dari segi rentang suhunya, juga ditemukan di tanah tinggi tropis
meskipun terletak berjauhan dari setiap garis pantai. Umumnya, iklim semacam
tergolong dalam klasifikasi iklim Köppen Cfb atau Cwb.
Kisaran suhu yang sebegitu kecil tidak bersumber dari jaraknya dari pinggir
laut, sebaliknya dihasilkan dari rentang persyaratan suhu yang juga kecil
antara musim-musim yang mencirikan tanah rendah tropis; altitudnya cukup tinggi
sehingga dapat jatuh di bawah tingkat 18 ° C dan tidak wajar digolongkan dalam
iklim tropis asli. Berbeda dengan iklim lautan sebenarnya pula, iklim tropis
tanah tinggi basah ini mengalami kemarau yang signifikan pada musim dingin,
misalnya di Kota Meksiko. Potensi pertanian di kedua iklim
lautan dan iklim tanah tinggi tropis basah agak seiras. iklim-iklim yang paling
dominan di Eropa,
di mana taburannya semakin ke pedalaman dibandingkan benua-benua lain.
Iklim Pantai
Barat Marinir adalah sejenis iklim lautan yang bercirikan kecenderungan
berkering seakan-akan iklim Mediterania pada musim panas. Batas ambang
kelembaban minimum Köppen pada 30mm memberikannya tanda Cfb untuk kebanyakan
zona ini. Iklim ini ditemukan di pantai barat kebanyakan benua, khususnya di
Barat Laut Pasifik di Amerika Utara, sepanjang beberapa pantai Chili
di Amerika Serikat dan beberapa pesisir utara Spanyol
di Eropa.
Untuk sebagian
besar setahun, iklim Pantai Barat Marinir identik dengan semua iklim lautan
yang lain, yaitu biasanya mengalami keadaan lembab, mendung dan dingin, dan
sekali-sekala menerima aliran udara Arktik yang lebih dingin dari pedalaman
benua di musim dingin. Bedanya, musim panas di area beriklim Pantai Barat
Marinir adalah kering dan cerah. Presipitasi rata-rata bulanan ketika bulan
terkering di area ini adalah di bawah 60 mm, yaitu bulan musiman kemarau.
Adakalanya, pengeringan ini sungguh signifikan sehingga wajar digolongkan
sebagai iklim Mediterania menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger. Namun,
sejumlah pakar mengelaskan area tersebut sebagai bentuk kelainan iklim lautan,
karena fitur kelautan yang nyata ditunjukkan oleh area ini untuk sebagian besar
setahun.
B. Presipitasi dan Suhu
Presipitasi
selalu cukup sepanjang tahun di area beriklim lautan, kecuali di area tanah
tinggi tropis tertentu yang mengalami iklim savana atau steppe tropis (mengalami
kekeringan pada musim dingin) jika tidak karena ketinggian tinggi yang
memastikan kedinginannya (Köppen Cwb). Seperti beberapa variasi sistem
pengelasan Köppen, beberapa bagian Barat Laut Pasifik dan
selatan tengah Chili
dihitung beriklim Mediterania (Köppen Csb) karena
selalu kering pada musim panas.
Fitur suhu keseluruhan berbeda
menurut tempat-tempat beriklim lautan. Iklim lautan di garis lintang terendah
bersifat letaknya subtropis dari sudut pandang panas, tetapi
biasanya dikuasai aturan mesoterma, dengan musim
dingin yang sederhana dingin dan musim panas yang sederhana hangat. Musim
panasnya juga lebih dingin dibandingkan di area beriklim subtropis lembab. Suhu
rata-rata bulan terpanas harus kurang dari 22 ° C (72 ° F) dan suhu rata-rata
bulan tersejuk harus mencapai -3 ° C (27 ° F). Di arah kutub dari zona beriklim
lautan adalah zona beriklim lautan
subkutub (Köppen Cfc ), yang mengalami musim dingin yang lama
tetapi sederhana dingin (bulan tersejuk menlebihi -3 ° C) dan musim panas yang
singkat (empat bulan) dan dingin (suhu rata-rata setidaknya 10 ° C); contoh
iklim ini termasuk sesebahagian pantai Islandia
di Belahan utara
dan area paling selatan Chili dan Argentina
di Belahan selatan.
C. Ciri-Ciri Iklim Lautan
Iklim laut berada di
daerah (1) tropis dan sub tropis, dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim
di kedua
daerah
tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di
daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai
berikut:
1 . Suhu
rata-rata tahunan rendah;
2 . Amplitudo
suhu harian rendah/kecil;
3 . Banyak
awan, dan
4 . Sering hujan
lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di
daerah sedang,
yaitu sebagai berikut:
1 . Amplituda suhu
harian dan tahunan kecil;
2 . Banyak
awan;
3 . Banyak
hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
. Pergantian
antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
D. Macam-Macam Iklim di Indonesia
Iklim yang di
kenal di Indonesia ada tiga iklim antara lain terdiri dari iklim musim (muson),
iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.
1. Iklim
Musim (Iklim Muson)
Iklim Muson
terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap
setengah tahun sekali. Angin musim di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya
dan Angin Musim Timur Laut.
·
Angin Musim Barat Daya.
Angin Musim
Barat Daya adalah angin yang bertiup antara bulan Oktober sampai April sifatnya
basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan
·
Angin Musim Timur Laut.
Angin Musim
Timur Laut adalah angin yang bertiup antara bulan April sampai Oktober,
sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami
musim kemarau.
2. Iklim
Tropika (Iklim Panas)
Indonesia
terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah
tropika (panas). Keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan
negara Indonesia beriklim tropika (panas), Iklim ini berakibat banyak hujan
yang disebut Hujan Naik Tropika. Sebuah iklim tropis adalah iklim yang tropis .
Dalam klasifikasi iklim Köppen itu adalah non- kering iklim di mana semua dua
belas bulan memiliki temperatur rata-rata di atas 18 ° C (64 ° F). Berbeda
dengan ekstra-tropis, dimana terdapat variasi kuat dalam panjang hari, dan karenanya
suhu, dengan musim, suhu tropis tetap relatif konstan sepanjang tahun dan
variasi musiman yang didominasi oleh presipitasi. Iklim tropis terletak antara
0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.
3. Iklim
Laut.
Negara
Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia
dikelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat iklim
laut. Sifat iklim ini lembab dan banyak mendatangkan hujan. Iklim laut berada
di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di
kedua daerah tersebut sangat berbeda.
E. Faktor-Faktor yang Dipengaruhi oleh Iklim
di Indonesia
a.
suhu udara
karena posisi
Indonesia terletak pada lintang yang rendah, maka Indonesia memiliki suhu rata
–rata tahunan yang tinggi yaitu kurang lebih 26oc. suhu udara di pengaruhi oleh
iklim karena suhu yang tinggi akan mengakibatkan banyak penguapan apalagi
dilihat dari letak geografis Indonesia, memungkinkan adanya penguapan yang
besar, oleh karena itu pada musim kemarau kadang – kadang juga masih banyak
hujan. Dengan demikian tidak ada batas yang jelas antara musim kemarau dan
musim penghujan.
b. Kelembaban
udara
Kelembaban
udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam hubungannya dengan uap air. Dalam
kaitannya dengan air yang selalu terdapat dalam atmosfer, berupa uap(gas),
butir-butir air atau es yang melayang-layang(awan, kabut). Jumlahnhya sekitar
2% dari massa seluruh atmosfer. Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar
antara hampir 0%-5%. Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas,
iklim tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan di Indonesia sangat banyak
sehingga kelembaban udara selalu tinggi.
c. Curah
hujan
Sebagai Negara
kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi ,
maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu
tinggi. Kelembaban udara yang tinggi inilah yang akan menyebabkan curah hujan
yang tinggi pula. Meskipun demikian, banyaknya curah hujan di Indonesia juga
dipengaruhi oleh beberapa factor. Diantaranya yaitu :
·
Letak daerah konvergensi antartropis
·
Bentuk medan dan arah lereng medan
·
Arah angin yang sejajar dengan pantai
·
Jarak perjalanan angin di atas medan datar
·
Posisi geografis daerahnya.
Rata – rata
curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2000 mm/tahun.
Daerah yang paling tinggi curah hujannya yaitu daerah baturaden di lereng
gunung slamet dengan rata – rata curah hujan kurang lebih 589 mm/bulan. Daerah
yang paling kering adalah daerah Palu, Sulawesi tengah dengan curah hujan
rata-rata kurang lebih 45,5 mm/bulan.
F. Kerugian dan Keuntungan Iklim di Indonesia
·
Kerugian :
Terjadinya
bencana yang sering terjadi di Indonesia akibat perubahan iklim.
Contohnya: musim hujan tiada henti mengakibatkan banjir pada perkotaan dan tanah lonsor pada lereng yang gundul. Bila terjadi musim kemarau berkepanjangan maka terjadi kekeringan pada suatu daerah. Yang lebih penting tentang perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global dan mencairnya es di kutub yang mengakibatkan pulau-pulau kecil tenggelam.
Contohnya: musim hujan tiada henti mengakibatkan banjir pada perkotaan dan tanah lonsor pada lereng yang gundul. Bila terjadi musim kemarau berkepanjangan maka terjadi kekeringan pada suatu daerah. Yang lebih penting tentang perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global dan mencairnya es di kutub yang mengakibatkan pulau-pulau kecil tenggelam.
·
Keuntungan :
Indonesia
sangat diuntungkan dengan iklim tropisnya. Bagai permata dunia, banyak negara
yang iri dengan apa yang kita miliki. Matahari menyinari selama kurang lebih 12
jam per harinya. Ribuan jenis flora dan fauna dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik di negara tercinta ini. Berbagai macam jenis kayu yang dapat kita
manfaatkan dengan bijak, salah satunya untuk material bangun rumah. Selain itu
jenis material lain juga sangat beragam, sehingga memudahkan kita untuk
menciptakan hunian yang nyaman, sesuai keinginan, dan tentunya menarik dari
segi fasadnya.
Dengan adanya
sinar matahari yang cukup banyak dapat kita terima, sebenarnya dapat kita
manfaatkan secara maksimal untuk sumber pencahayaan alami dalam bangunan
sehingga kita dapat menghemat pemakaian listrik. Tetapi apabila tidak di
rencanakan dengan baik, bukan tidak mungkin sumber pencahayaan alami yang
paling utama ini dapat merepotkan anda. Salah satu yang merepotkan dalam rumah
adalah silau. Silau ini dapat diakibatkan oleh pantulan sinar matahari yang
menimpa material bangunan yang memiliki tingkat reflektifitas cukup tinggi,
misalnya keramik dan marmer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar