Rabu, 29 Februari 2012

PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN ANTROPOLOGI DALAM ILMU PENGETAHUAN


A.    Pengertian Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Definisi Antropologi menurut para ahli

  •      William A. Havilland : Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
  •      David Hunter : Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
  •      Koentjaraningrat : Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek politik, dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat.
Fase-fase perkembangan ilmu antropologi dibagi menjadi empat fase (Koentjaraningrat. 2009 : 1- 4), sebagai berikut :
a.       Fase pertama (sebelum tahun 1800-an), para ilmuwan berusaha mengumpulkan mengintegrasikan bahan-bahan etnografi.
b.      Fase kedua (pertengahan abad ke-19), antropologi sudah mulai mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif untuk tujuan akademios
c.       Fase ketiga (permulaan abad ke-20), antropologi digunakan untuk kepentingan kolonialisme.
d.      Fase keempat (setelah tahun 1930-an), terjadi perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan pada penduduk pedesaan di luar Eropa saja, tetapi juga suku bangsa di pedesaan Eropa.
Di Indonesia, baru mulai dikembangkan suatu ilmu antropologi khas Indonesia. Beruntunglah kita bahwa dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia belum terikat oleh suatu tradisi sehingga kita masih bias merdeka untuk memilih dan mengombinasikan unsur-unsur dari berbagai aliran antropologi yang paling cocok  atau yang dapat diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia.
Anthropology berarti “ilmu tentang manusia”, dan adalah suatu istilah yang sangat tua. Dahulu istilah itu digunakan dalam arti yang lain, yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia”. Dalam perkembangan fase ketiga sejarah perkembangan antropologi, istilah itu mulai dipakai terutama di Inggris dan Amerika dalam arti yang sama dengan ethnology pada awalnya. Di Inggris kemudian istilah anthropology justru mendesak istilah ethnology, dan di Amerika istilah anthropology dipakai dalam arti yang amat luas, karena meliputi baik bagian-bagian fisik maupun sosial dari “ilmu tentang manusia”. Di Eropa Barat dan Tengah istilah anthropology dipakai dalam arti khusus, yaitu ilmu tentang ras-ras manusia dipandang dari ciri-ciri fisiknya.
Sampai sekarang di berbagai negara masih dipakai istilah-istilah yang berhubungan dengan antropologi, yaitu sebagai berikut :
  1.      Ethnography berarti “pelukisan tentang bangsa-bangsa”. Istilah ini dipakai umum di Eropa Barat untuk menyebut bahan keterangan yang bermaktub dalam karangan-karangan tentang masyarakat, serta segala metode untuk mengumpulkan dan mengumumkan bahan itu. Sampai sekarang istilah ini masih lazim dipakai untuk menyebutkan bagian dari ilmu antropologi yang berseifat deskriptif.
  2.      Ethonology yang berarti “ilmu bangsa-bangsa”, adalah juga suatu istilah  yang telah lama dipakai sejak permulaan terjadinya antropologi. Sekarang istilah ini hanya dipakai di Amerika dan Inggris untuk menyebut suatu bagian dari antropologi yang khusus mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
  3.      Volkerkunde (Volkenkunde) berarti “ilmu bangsa-bangsa”. Istilah ini dipergunakan terutama di Eropa Tengah.
  4.      Kulturkunde berarti “ilmu kebudayaan”. Istilah ini pernah dipakai oleh seorang sarjana antropologi dari Jerman, L. Frobenius, dalam arti yang sama dengan pemakaian ethnology di Amerika. Pernah juga dipakai oleh guru besar Universitas Indonesia, G. J. Held. Dalam bahasa Indonesia istilah ini menjadi “ilmu kebudayaan”.
  5.      Cultural Anthropology akhir-akhir ini terutama dipakai di Amerika, tetapi kemudian juga di Negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut bagian daru ilmu antropologi dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari sudut fisiknya, yang merupakan lawan dari physical anthropology. Sekarang dipakai secara resmi oleh Universitas Indonesia menjadi “antopologi budaya”, untuk menggantikan istilah G. J. Held “ilmu kebudayaan”.
  6.      Social Anthropology dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi dalam fase ketiganya, sebagai lawan dari ethnology, yang disana dipakai untuk menyebut antropologi dari fase-fase sebelumnya. Di Amerika dimana segala macam metode yang saling bertentangan diselaraskan menjadi satu, social anthropology dan ethnology merupakan dua subbagian dalam ilmu antropologi.

B.     Kedudukan antropologi dalam pengetahuan
Sebelum manusia mengenal ilmu pengetahuan (science), manusia lebih dulu mengenal pengetahuan (knowledge). Pengetahuan sendiri adalah segenap yang diketahui manusia sebagai hasil kerja pancainderanya contohnya pengetahuan tentang bintang di langit karena melihatnya dimalam hari, tapi tidak semua pengetahuan dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan hasil kerja pancaindera saja, ada pengetahuan yang cara memperolehnya harus melalui cara-cara yang bersifat sistematis dengan menggunakan logika dan telah teruji secara obyektif kebenarannya. Pengetahuan yang demikian disebut dengan ilmu Pengetahuan (science) contohnya pengetahuan tentang cara membuat pesawat terbang. Berdasarkan obyeknya ilmu pengetahuan terdiri dari ilmu alam, ilmu sosial, humaniora dan matematika. Sedangkan berdasarkan penerapannya ilmu pengetahuan terdiri dari pure science (ilmu murni) dan applied Science (ilmu terapan).
Kata antropologi juga berasal dari bahasa latin yaitu antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Secara etimologi berarti ilmu tentang manusia. Secara keilmuan antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segi ke anekaragaman. Ciri-ciri fisik serta kebudayaan yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lain berbeda-beda.
Ciri-ciri antropologi sebagai ilmu pengetahuan adalah:
a.       empiris artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif
b.      teoritis artinya suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil pengamatan
c.       kumulatif artinya disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas serta memperkuat teori-teori yang lama
d.      non etis artinya pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.

Obyek antropologi adalah manusia dalam masyarakat, suku bangsa, perilakunya, dan kebudayaannya. Adapun tujuan antropologi dibagi dua akademis dan praktis. Tujuan akademisnya berusaha memberi pengertian tentang manusia sebagai masyarakat, suku bangsa, perilaku dan kebudayaannya. Tujuan praktis adalah mempelajari manusia, perilaku, dan kebudayaanya guna membangun masyarakat suku bangsa itu sendiri.
Pokok bahasan atau ruang lingkup antropologi ada dua yaitu antropologi fisik yang membahas manusia yang terkait dengan ciri-ciri fisiknya dan antropologi budaya yang memusatkan perhatian pada manusia sebagai makhluk sosial dalam masyarakat dan juga pada kebudayaan yang dihasilkan manusia tersebut.

Dengan demikian hakikat antropologi sebagai ilmu pengetahuan adalah :
a.       merupakan ilmu sosial
b.      bersifat normatif
c.       tergolong ke dalam ilmu murni dan juga ilmu terapan
d.      ilmu pengetahuan yang abstrak
e.       bertujuan menghasilkan pengertian dan pola umum manusia dan masyarakatnya
f.       merupakan ilmu pengetahuan umum

Metode yang digunakan ilmu antropologi dalam mempelajari gejala-gejala kemasyaraktan  yaitu sebagai berikut :
a.       pengumpulan fakta
b.      penentuan cirri-ciri umum dan system (klasifikasi)
c.       verifikasi (pengujian)

2 komentar:

  1. ilmu yang sebenarnya sangat berguna bagai kehidupan... artinya semestinya orang harus lebih mehngenal tentang tata cara, pola pikir, serta kebiasaan2 yang muncul dalam masyarakat. dan hal itu sudah menjadi sebuah tradisi yang diturunkan secara vertikal. manusia harus sadar bahwa dirinya hidup bernmasayarakat, dan ia harus tahu bagaimana harus bermasyarakat... dengan mempelajari antropologi setidaknya manusia sadar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat dan budaya... ada keterikatan kolektif,, tanpa ia mempelajari dan segera menyadari, sudah selayaknya jika ia menjadi daun kering yang tidak banyak berguna dalam kehidupan masyarakat... karena ia tidak mencoba menyelami bagaimana keadaan masyarakat dimana ia hidup dan tinggal...

    BalasHapus
  2. Maaf sebelumnya, saya mau nanya
    Posisi antropologi dalam ilmu sosial itu apa?

    BalasHapus