Sabtu, 07 Januari 2012

Perbedaan Bentuklahan


Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Berdasarkan pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan (Lf) dapat dirumuskan:
Lf: f (T, P, S, M, K)

Dengan keterangan:
T : topografi
P : proses alam
S : struktur geologi
M : material batuan
K : ruang dan waktu kronologis
Oleh karena untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu:
A.    Bentuklahan Asal Struktural (S)
http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/bentuk-lahan-struktural-copy.jpg?w=300&h=142
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural. Bentuklahan asal struktural adalah sebagai berikut.

1.      Pegunungan blok sesar (simbol : S1)
2.      Gawir sesar (simbol : S2)
3.      Pegunungan antiklinal (simbol : S3)
4.      Perbukitan antiklinal (simbol : S4)
5.      Perbukitan atau pegunungan sinklinal (simbol : S5)
6.      Pegunungan monoklinal (simbol : S6)
7.      Pegunungan atau perbukitan kubah (simbol : S7)
8.      Pegunungan atau perbukitan plato (simbol : S8)
9.      Lembah antiklinal (simbol : S9)
10.  Hogback atau cuesta (simbol : S10)
B.     Bentuklahan Asal Denudasional (D)
http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/denudasional.jpg?w=300&h=224
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Bentuklahan asal denudasional adalah sebagai berikut.
  1.      Pegunungan terkikis (simbol : D1)
  2.      Perbukitan terkikis (simbol : D2)
  3.      Bukit sisa (simbol : D3)
  4.     Perbukitan terisolir (simbol : D4)
  5.      Dataran nyaris (simbol : D5)
  6.      Kaki lereng (simbol : D6)
  7.      Kipas rombakan lereng (simbol : D7)
  8.      Gawir (simbol : D8)
  9.       Lahan rusak (simbol : D9)
C.     Bentuklahan Asal Gunungapi (V)
http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/gunungapi.jpg?w=300&h=201
Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik. Bentuklahan asal gunungapi adalah sebagai berikut.
  1. Kepundan (simbol : V1)
  2. Kerucut gunungapi (simbol : V2)
  3. Lereng gunungapi (simbol : V3)
  4. Kaki gunungapi (simbol : V4)
  5. Dataran kaki gunungapi (simbol : V5)
  6. Dataran kaki fluvio gunungapi (simbol : V6)
  7. Padang lava (simbol : V7)
  8. Lelehan lava (simbol : V8)
  9. Aliran lahar (simbol : V9)
  10. Dataran antar gunungapi (simbol : V10)
  11. Leher gunungapi (simbol : V11)
  12. Boca (simbol : V12)
  13. Kerucut parasiter (simbol : V13)
D.    Bentuklahan Asal Fluvial (F)
http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/fluvial.jpg?w=300&h=225
Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentuklahan asal fluvial adalah sebagai berikut.
  1. Dataran aluvial (simbol : F1)
  2. Rawa, danau, rawa belakang (simbol : F2)
  3. Dataran banjir (simbol : F3)
  4. Tanggul alam (simbol : F4)
  5. Teras sungai (simbol : F5)
  6. Kipas aluvial (simbol : F6)
  7. Gosong (simbol : F7)
  8. Delta (simbol : F8)
  9. Dataran delta (simbol : F9)
E.     Bentuklahan Asal Marin (M)
http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/marine1.jpg?w=210&h=300
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Bentuklahan asal marin adalah sebagai berikut.
  1. Gisik (simbol : M1)
  2. Dataran pantai (simbol : M2)
  3. Beting pantai (simbol : M3)
  4. Laguna (simbol : M4)
  5. Rataan pasang-surut (simbol : M5)
  6. Rataan lumpur (simbol : M6)
  7. Teras marin (simbol : M7)
  8. Gosong laut (simbol : M8)
  9. Pantai berbatu (simbol : M9)
  10. Terumbu (simbol : M10)
F.      Bentuklahan Asal Solusional (K)
http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/pelarutan-copy.jpg?w=300&h=197
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada batu gamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusun oleh batu gamping. Bentuklahan asal pelarutan adalah sebagai berikut.
  1. Dataran karst (simbol : K1)
  2. Kubah karst (simbol : K2)
  3. Lereng perbukitan (simbol : K3)
  4. Perbukitan sisa karst (simbol : K4)
  5. Uvala atau polye (simbol : K5)
  6. Ledok karst (simbol : K6)
  7. Dolina (simbol : K7)
G.    Bentuklahan Asal Eolin (E)
http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/eolin.jpg?w=300&h=177
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu. Bentuklahan asal eolin adalah sebagai berikut.
  1. Gumuk pasir (simbol : E1)
  2. Gumuk pasik barkan (simbol : E2)
  3. Gumuk pasir pararel (simbol : E3)
H.    Bentuklahan Asal Glasial (G)
http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/glasial.jpg?w=300&h=173
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
Semua satuan bentuklahan tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan ciri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuklahan akan dapat dibayangkan sifat alaminya. Satuan bentuklahan ini sangat penting terutama dalam konteks kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural.
I.       Bentuklahan Asal Organik (O)
Bentuklahan ini merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang (simbol : O).
J.      Bentuklahan Asal Antropogenik (A)
Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.
Terdapat banyak variasi gambaran bentuklahan didalam wilayah iklim yang luas. Proses geologi berperan penting dalam pembentukan bentuklahan melalui aktivitas tektonik dan vulkanik yang telah membentuk daratan benua menjadi berbagai bentuk. Bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu disebut bentuklahan. Ekositem bentuklahan sangat mempengaruhi iklim dan penggunaan lahan. Sebaliknya, panas atau dinginnya iklim akan mempengaruhi tanah dan tanaman yang ada di bentuklahan tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar