A.
Pengertian
Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu
sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat
ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di
Eropa.
Definisi
Antropologi menurut para ahli
- William A. Havilland : Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
- David Hunter : Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
- Koentjaraningrat : Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut,
dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang
mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik
dan nonfisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek
politik, dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang
bermanfaat.
Fase-fase
perkembangan ilmu antropologi dibagi menjadi empat fase (Koentjaraningrat. 2009
: 1- 4), sebagai berikut :
a.
Fase pertama (sebelum tahun 1800-an),
para ilmuwan berusaha mengumpulkan mengintegrasikan bahan-bahan etnografi.
b.
Fase kedua (pertengahan abad ke-19), antropologi
sudah mulai mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif untuk tujuan
akademios
c.
Fase ketiga (permulaan abad ke-20),
antropologi digunakan untuk kepentingan kolonialisme.
d.
Fase keempat (setelah tahun 1930-an),
terjadi perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan pada penduduk pedesaan
di luar Eropa saja, tetapi juga suku bangsa di pedesaan Eropa.
Di Indonesia, baru mulai
dikembangkan suatu ilmu antropologi khas Indonesia. Beruntunglah kita bahwa
dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia belum terikat oleh
suatu tradisi sehingga kita masih bias merdeka untuk memilih dan
mengombinasikan unsur-unsur dari berbagai aliran antropologi yang paling
cocok atau yang dapat diselaraskan
dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia.
Anthropology berarti “ilmu tentang manusia”, dan
adalah suatu istilah yang sangat tua. Dahulu istilah itu digunakan dalam arti
yang lain, yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia”. Dalam perkembangan
fase ketiga sejarah perkembangan antropologi, istilah itu mulai dipakai
terutama di Inggris dan Amerika dalam arti yang sama dengan ethnology pada awalnya. Di Inggris
kemudian istilah anthropology justru
mendesak istilah ethnology, dan di
Amerika istilah anthropology dipakai
dalam arti yang amat luas, karena meliputi baik bagian-bagian fisik maupun
sosial dari “ilmu tentang manusia”. Di Eropa Barat dan Tengah istilah anthropology dipakai dalam arti khusus,
yaitu ilmu tentang ras-ras manusia dipandang dari ciri-ciri fisiknya.
Sampai sekarang di berbagai negara
masih dipakai istilah-istilah yang berhubungan dengan antropologi, yaitu
sebagai berikut :
- Ethnography berarti “pelukisan tentang bangsa-bangsa”. Istilah ini dipakai umum di Eropa Barat untuk menyebut bahan keterangan yang bermaktub dalam karangan-karangan tentang masyarakat, serta segala metode untuk mengumpulkan dan mengumumkan bahan itu. Sampai sekarang istilah ini masih lazim dipakai untuk menyebutkan bagian dari ilmu antropologi yang berseifat deskriptif.
- Ethonology yang berarti “ilmu bangsa-bangsa”, adalah juga suatu istilah yang telah lama dipakai sejak permulaan terjadinya antropologi. Sekarang istilah ini hanya dipakai di Amerika dan Inggris untuk menyebut suatu bagian dari antropologi yang khusus mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
- Volkerkunde (Volkenkunde) berarti “ilmu bangsa-bangsa”. Istilah ini dipergunakan terutama di Eropa Tengah.
- Kulturkunde berarti “ilmu kebudayaan”. Istilah ini pernah dipakai oleh seorang sarjana antropologi dari Jerman, L. Frobenius, dalam arti yang sama dengan pemakaian ethnology di Amerika. Pernah juga dipakai oleh guru besar Universitas Indonesia, G. J. Held. Dalam bahasa Indonesia istilah ini menjadi “ilmu kebudayaan”.
- Cultural Anthropology akhir-akhir ini terutama dipakai di Amerika, tetapi kemudian juga di Negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut bagian daru ilmu antropologi dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari sudut fisiknya, yang merupakan lawan dari physical anthropology. Sekarang dipakai secara resmi oleh Universitas Indonesia menjadi “antopologi budaya”, untuk menggantikan istilah G. J. Held “ilmu kebudayaan”.
- Social Anthropology dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi dalam fase ketiganya, sebagai lawan dari ethnology, yang disana dipakai untuk menyebut antropologi dari fase-fase sebelumnya. Di Amerika dimana segala macam metode yang saling bertentangan diselaraskan menjadi satu, social anthropology dan ethnology merupakan dua subbagian dalam ilmu antropologi.
B.
Kedudukan antropologi dalam pengetahuan
Sebelum
manusia mengenal ilmu pengetahuan (science),
manusia lebih dulu mengenal
pengetahuan
(knowledge). Pengetahuan sendiri
adalah segenap yang diketahui manusia sebagai hasil kerja pancainderanya contohnya
pengetahuan tentang bintang di langit karena melihatnya dimalam hari, tapi
tidak semua pengetahuan dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan hasil kerja pancaindera saja,
ada pengetahuan yang cara memperolehnya harus melalui cara-cara yang bersifat sistematis
dengan menggunakan logika dan telah teruji secara obyektif kebenarannya. Pengetahuan yang
demikian disebut dengan ilmu Pengetahuan (science)
contohnya pengetahuan
tentang
cara membuat pesawat terbang. Berdasarkan obyeknya ilmu pengetahuan terdiri
dari ilmu alam, ilmu sosial, humaniora dan matematika. Sedangkan berdasarkan
penerapannya ilmu pengetahuan terdiri dari pure
science (ilmu murni) dan applied
Science (ilmu terapan).
Kata
antropologi juga berasal dari bahasa latin yaitu antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Secara etimologi berarti ilmu tentang
manusia. Secara keilmuan antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari
segi ke anekaragaman. Ciri-ciri fisik serta kebudayaan yang dihasilkan sehingga
setiap manusia yang satu dengan yang lain berbeda-beda.
Ciri-ciri
antropologi sebagai ilmu pengetahuan adalah:
a.
empiris artinya ilmu pengetahuan
tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta
hasilnya tidak bersifat spekulatif
b.
teoritis artinya suatu ilmu pengetahuan
yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil pengamatan
c.
kumulatif artinya disusun atas dasar
teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas serta memperkuat
teori-teori yang lama
d.
non etis artinya pembahasan suatu
masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut tetapi lebih
bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Obyek
antropologi adalah manusia dalam masyarakat, suku bangsa, perilakunya, dan
kebudayaannya. Adapun tujuan antropologi dibagi dua akademis dan praktis.
Tujuan akademisnya berusaha memberi pengertian tentang manusia sebagai
masyarakat, suku bangsa, perilaku dan kebudayaannya. Tujuan praktis adalah
mempelajari manusia, perilaku, dan kebudayaanya guna membangun masyarakat suku
bangsa itu sendiri.
Pokok
bahasan atau ruang lingkup antropologi ada dua yaitu antropologi fisik yang
membahas manusia yang terkait dengan ciri-ciri fisiknya dan antropologi budaya
yang memusatkan perhatian pada manusia sebagai makhluk sosial dalam masyarakat
dan juga pada kebudayaan yang dihasilkan manusia tersebut.
Dengan
demikian hakikat antropologi sebagai ilmu pengetahuan adalah :
a.
merupakan ilmu sosial
b.
bersifat normatif
c.
tergolong ke dalam ilmu murni dan juga
ilmu terapan
d.
ilmu pengetahuan yang abstrak
e.
bertujuan menghasilkan pengertian dan
pola umum manusia dan masyarakatnya
f.
merupakan ilmu pengetahuan umum
Metode
yang digunakan ilmu antropologi dalam mempelajari gejala-gejala
kemasyaraktan yaitu sebagai berikut :
a.
pengumpulan fakta
b.
penentuan cirri-ciri umum dan system
(klasifikasi)
c.
verifikasi (pengujian)
ilmu yang sebenarnya sangat berguna bagai kehidupan... artinya semestinya orang harus lebih mehngenal tentang tata cara, pola pikir, serta kebiasaan2 yang muncul dalam masyarakat. dan hal itu sudah menjadi sebuah tradisi yang diturunkan secara vertikal. manusia harus sadar bahwa dirinya hidup bernmasayarakat, dan ia harus tahu bagaimana harus bermasyarakat... dengan mempelajari antropologi setidaknya manusia sadar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat dan budaya... ada keterikatan kolektif,, tanpa ia mempelajari dan segera menyadari, sudah selayaknya jika ia menjadi daun kering yang tidak banyak berguna dalam kehidupan masyarakat... karena ia tidak mencoba menyelami bagaimana keadaan masyarakat dimana ia hidup dan tinggal...
BalasHapusMaaf sebelumnya, saya mau nanya
BalasHapusPosisi antropologi dalam ilmu sosial itu apa?